Selasa, 22 Januari 2008

SUATU KETIKA DI KOTA

Suatu ketika di MikroletMaret 1999, Si Mumu adalah seorang pemuda kurus, yang Berambut gondrong hampirsebahu, berjambang, kumis. Itulah sosok keasliannya.Che Guuevara.Suatu ketika si mumu berangkat kantor jam setengah sepuluh, karena tahupekerjaan yang seharusnya diselesaikan hari ini sudah bisadiselesaikan pada hari kemarin, jadi dengan santai dia berangkat ke kantor diWilayah Kota. Mengenakan baju kotak-kotak lenganpendek dengan kaos putih menyalib panjang baju baik di lengan maupun pangkalbaju, sementara baju itu sendiri tidak dimasukkan kedalam celana Alpina yang mempunyai kantong banyak. bersepatu kets eagle biru..Sambil merenungi makna hidup dan keterhempasan diJakarta dia memasrahkan seluruh tubuhnya pada pojokkan belakang sebuah mikroletdari Senen, sambil dengan seksama mengamati setiappanjang jalan dan para pemakainya tentu.Di depan Masjid Kebun Jeruk naiklah seorang anggota jamaah Tabligh, berjanggutrapi, dengan kumis tercukur bersih, berdahi agakkehitam-hitaman konon pertanda banyak sujud, dia duduk di depan si mumu,Tidak seberapa lama kemudian Mikrolet berjalan, dan Tiba-tiba orang itu berkata," Mas, ikut saja pengajian kami ! " kagetlah simumumendengar perkataan atau permintaan begitu, heran juga dia ternyata ada jugaorang jakarta ini yang memperhatikannya. Tetapidiantara kekagetan dia setengah acuh-tak acuh (atau sekedar berlagak saja?) dia bertanya, " kenapa ? "" Di situ banyak juga preman yang sadar !!"" Ooohhh…… !!! "

LEBARANKU

LEBARAN SUATU KETIKAEmpat Tahun sudah Simumu Berada di Jakarta ini, dan Lima kali sudah Iedul Fitridia lalui, berikut kisah-kisah di sekitar harilebaran itu .Lebaran Tahun Pertama 1997" Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuhu !!! " Khotib menutup kotbahnya,segera setelah itu orang –orang berdiri beranjakdari tempat duduk-nya, mereka saling bersalaman satu sama lain, saling berucapselamat, senyum-senyum tertawa-tawa, Ibu-ibu danterutama wanita saling berpeluk cium. Seorang lelaki kurus duduk bengong melihatkejadian itu, simumu orang itu, sesekali masihmenerima uluran tangan dari orang disekitarnya. Dia ingin berbuat seperti apayang orang lain perbuat, tetapi kepada siapa ? Kepadasiapa harus mengucapkan rasa maaf sedangkan waktu 2 minggu tidaklah cukupmengenal dosa-dosa orang yang ada di sekitanya. Haruskahdia memberikan maaf kepada orang yang tidak pernah berbuat salah sebelumnya ataukah dia harus meminta maaf atas kesalahan yangbelum dia kerjakan.Diapun beranjak bangkit dari tempat duduknya, membiarkan mereka menikmati apayang mereka rayakan. Dengan jalan setengah gontai diapergi ke… ( ke.. ? ) akhirnya tempat yang di tuju stasiun Juanda untukkemudian naik KRL pergi ke stasiun Bogor. ( ke satasiunaja ) untuk kemudian kembali lagi ke arah kota dan pulang ketika sore hari tiba.Lebaran Tahun ke Dua 1998Tiba-tiba seorang penjaga menggoyang tubuh simumu " Bangun-bangun, Sholat-sholat!!" katanya setengah kasar ke pada Si Mumu, sambilmenggosok-gosok kedua bola mata, " Dimana ini ? " kemudian tersadarlah dia bahwatempat yang sekarang ini adalah di serambi selatanMesjid Istiqlal. Hari ini hari jum'at.Dia teringat juga setelah sholat Iiedul Fitri tadi pagi, hujan deras mengguyurMesjid Istiqlal (barangkali juga kota Jakarta ). Simumu bingung mau kemana, ke kost, untuk apa ? hari ini anak-anak Ibu kost yangjumlahnya seabrek datang bersama anak cucu-nya, kalausi mumu ke sana mau memulangi siapa ? apalagi hujan-hujan begini. Mau ke rumahsaudara ? pulang kampung tuh ! justru si mumu yang disuruh njagain. Mau ke rumah teman ? biarlah mereka lebih dulu menikmati hariraya lebaran bersama keluarganya dulu tanpa harus diganggu oleh pihak luar.Barangkali memang tidur di Istiqlal seharian merupakan sebuah pilihan yangterbaik sekaligus yang tertolol.Lebaran Tahun Ketiga 1999" Allahu Akbar Allahu Akbar !! " corong suara di masjid sebelah mengetuk kendangpendengaran simumu. Jam 3 lebih 5 menit. Loh sholatasar sekarang ? buru-buru simumu bangun dan bergegas ke kamar mandi.Grreeek…. Pintu dibukanya, kaget, malu tak terkira, tatapan matagadis-gadis cantik cucu-cucu Ibu kost yang berkumpul di ruangtamu depan kamar kosku, memandang mengamati orang asing dihadapan mereka seakanhendak menelanjangi dan mempermalukannya. Buru-buruditutup kembali pintu itu. Beginilah kalo sebatang kara di Jakarta.Sambil duduk tercenung menahan rasa kantuk, lapar dan lelah hasil dari kelilingJakarta tadi malam untuk Takbiran (takbiran ? waallahua’lam ), naik motor ( motor dinas lagi ) dari Monas, Grogol,Kalideres, Kebayoran Lama-Bintaro, Lebak Bulus, Blok MCawang, Tanjung Priok Ancol, berakhir di Tempat Kost Komplek Listrik Kemayoran.Tetapi rasa ingin kencing dan kewajiban belum sholat dhuhur dan asar memaksasimumu menenangkan diri untuk tetap keluar melewatigadis-gadis cantik ini. Sambil merapikan diri, walaupun bagaimanapun juga rambutgondrongnya susah untuk di rapikannya.Lebaran Tahun Keempat 2000 awal" Besok, saya mau sholat ied di Istiqlal, boleh nggak suster !!" kata si mumupada seorang perawat di Rumah Sakit di Semanggi.Perawat itu mengenakan jilbab berwarna abu-abu seragam Rumah Sakit mengganticairan infus yang sebentar lagi akan mengering." Nggak Boleh ! khan masih sakit ! " jawab Suster itu sambil memegang tangan simumu dan memeriksa tekanan darahnya. Halus benarterasa tangan perawat itu terasa beda dengan tangan kasar emaknya yang penuhkapal dari kebiasaan angkat karung di pasar." Tetapi saya bosan di sini ! " kata simumu sambil memandangi gadis ini darisamping, manis juga gadis semarang yang baru lulusAkper setengah tahun yang lalu ini." Khan ada saudaranya yang menemani ? "" Pulang ! "" Jadi sendirian ? nggak ada yang nungguin ? kasihan !!! " katanya bercanda,setelah itu perawat itu memeriksa suhu di leher simumudengan menggunakan balik telapak tangannya, sekali lagi dirasakan halus benarbenar tangan perempuan muda ini terasa, sambilmerapikan dan merapatkan selimut. Seandainya..... ya seandanyanya saja....!!" ya sudah nanti saya bilangi ke dokternya ya kalo boleh ya silahkan, kalotidak, saya juga tidak solat Ied ! " Suster itu pergi,meninggalkan si mumu sendirian di Ruang 305, kesepian benar-benar sendiri,bahkan pasien lainpun tidak ada. Yang ada pasien ruangsebelah, tempat beberapa orang Irian yang di tembak kakinya oleh tentara, itusaja.Hujan rintik-rintik yang belum reda dari tadi siang mengiringi Si mumu menunggupagi, jam 12 malam lebih lima saat ini.Esok hari, HAri RAya Idul Fitri, Simumu berangkat sendirian ke Istiqlal.Lebaran Tahun Kelima 2000 akhirAlhamdulillah Lancar dan bisa pulang kampung berkumpul dengan delapansaudaranya, tapi tak urung ada sebuah pertanyaan yang dibawapulang ke Jakarta, "Ada yang salah dalam diri saya !!" begitu katanya" Ada cerita yg kurang !!!!

Takut Menjadi Tukang Bakso

Takut Menjadi Tukang Bakso
disadur dari : Emha Ainun Najib


Sebuah pengajian yang amat khusyuk di sebuah masjid kaum terpelajar, malam itu, mendadak terganggu oleh suara dari seorang tukang bakso yang membunyikan piring dengan sendoknya. Pak Ustad sedang menerangkan makna khauf, tapi bunyi ting-ting-ting-ting yang berulang-ulang itu sungguh mengganggu konsentrasi anak-anak muda calon ulil albab yang pikirannya sedang bekerja keras.
Apakah ia berpikir bahwa kita berkumpul di masjid ini untuk berpesta bakso !" gerutu seseorang. Bukan sekali dua kali ini dia mengacau !" tambah lainnya, dan disambung "Ya, ya, betul !" Jangan marah, ikhwan, " seseorang berusaha meredakan kegelisahan, "ia sekadar mencari makan ..." Jangan-jangan sengaja ia berbuat begitu! Jangan jangan ia minan-nashara !" sebuah suara keras.
Tapi sebelum takmir masjid bertindak sesuatu, terdengar suara Pak Ustad juga mengeras: " Khauf, rasa takut, ada beribu-ribu maknanya. Manusia belum akan mencapai khauf ilallah selama ia masih takut kepada hal-hal kecil dalam hidupnya. Allah itu Mahabesar, maka barangsiapa takut hanya kepada-Nya, yang lain-lain menjadi kecil adanya. "
Tak usah menghitung dulu ketakutan terhadap kekuasaan sebuah rezim atau peluru militerisme politik. Cobalah berhitung dulu dengan tukang bakso. Beranikah Anda semua, kaum terpelajar yang tinggi derajatnya di mata masyarakat, beranikah Anda menjadi tukang bakso? Anda tidak takut menjadi sarjana, memperoleh pekerjaan dengan gaji besar, memasuki rumah tangga dengan rumah dan mobil yang bergengsi: tapi tidak takutkah Anda untuk menjadi tukang bakso? Yakni kalau pada suatu saat kelak pada Anda tak ada jalan lain dalam hidup ini kecuali menjadi tukang bakso? Cobalah wawancarai hati Anda sekarang ini, takutkah atau tidak? Ingatlah bahwa tak seorang tukang bakso pun pernah takut menjadi tukang bakso. Apakah Anda merasa lebih pemberani dibanding tukang bakso? Karena pasti para tukang bakso memiliki keberanian juga untuk menjadi sarjana dan orang besar seperti Anda semua. "
Suasana menjadi senyap. Suara ting-ting-ting-ting dari jalan di sisi halaman masjid menusuk-nusuk hati para peserta pengajian.
Kita memerlukan baca istighfar lebih dari seribu kali dalam sehari, "Pak Ustadz melanjutkan,"karena kita masih tergolong orang-orang yang ditawan oleh rasa takut terhadap apa yang kita anggap derajad rendah, takut tak memperoleh pekerjaan di sebuah kantor, takut miskin, takut tak punya jabatan, takut tak bisa menghibur istri dan mertua, dan kelak takut dipecat, takut tak naik pangkat ... masya Allah, sungguh kita masih termasuk golongan orang-orang yang belum sanggup menomorsatukan Allah !"
--

JATI DIRI

JATI DIRI


" Saya ingin mengenal jati diri saya " Begitu kata Elvira Karimova Vernon, ketika ditanya "kenapa seorang Insinyur Sipil belajar Ilmu Psikologi ?" Elvira adalah seorang muslimah lulusan teknik sipil di Universitas Moskwa, Rusia. Sekarang sedang belajar psikologi di Universitas Toronto Kanada.
Mengenal jati diri, begitu kata yang sering masuk ke dalam telinga kita, atau kita baca rangkaian huruf-hurufnya. Lalu apakah yang dinamakan jati diri itu, mengapa untuk mengenal jati diri Elvira harus jauh-jauh merantau dari Moskow ke Toronto untuk belajar Psikologi. Yang jelas tidak ada seorangpun yang dianggap paling tepat untuk mendefinisikan jati diri. Apa dan bagaimananya.
Nabi SAAW mengatakan " siapa yang mengenal dirinya sendiri dia akan mengenal Tuhannya ?" orangpun menafsirkan bahwa jatidiri manusia adalah wujud ketuhanan yang mengejawantah pada diri manusia. Dan masih banyak penafsiran lain dari jati diri tentunya. Orang modern menganggap, jati diri identik dengan eksistensi (keberadaan) manusia terhadap diri, orang lain dan lingkungannya.
Tentu saja Elvira di Toronto sana, tidak sekedar menunggu masa lajang berakhir, Juga anda disini. Apakah di Fakultas Psikologi ini anda dapat mengenali jati diri anda ? atau lebih mengenal jati diri anda ? tentu anda sendiri yang dapat menjawabnya ?. Coba perhatikan diri anda, perubahan apa saja yang telah terjadi dari awal anda masuk, atau lebih tepatnya sebelum anda masuk ke fakultas ini sampai saat ini ? atau tanyakan ke teman anda bila ternyata kuliah psikologi ekstensi terasa tidak nyambung dengan lulusan waktu kuliah sebelumnya atau bidang kerjanya sehari-hari !
Selamat mencari jati diri, tetapi ingat seringkali yang didapat bukanlah sebuah jati dir yg sesungguhnya tetapi kesepian diri. Tugas manusia tidaklah cukup dengan mencari jati diri tetapi mengenali diri orang lain dan lingkungan. Begitu kata Haydar Baqir.

Social Mechanized

Social Mechanized


“ Allah Akbar Allahu Akbar !! “ adzan subuh mengumandang dari masjid samping rumah, merupakan tanda yang berarti umat islam yang soleh dan taat harus segera bangkit dari tidur, dan menghadapkan diri pada Tuhannya dengan ketulusan. Sebuah penyerahan pagi ini dimulai dengan pengingatan adanya Tuhan. Tetapi seperti biasa juga, di daerah orang-orang pinter ini, sholat subuh hanya diisi oleh beberapa gelintir mahasiswa, yang lainnya adalah orang tua penduduk setempat
Namun bagiku adzan subuh ini malah kuanggap mirip seperti suara terompet Fanfare pertanda jam malam sudah selesai, dalam asrama di barak siswa pendidikan militer, yang harus segera, mau tak mau, berbenah diri memenuhi kewajiban-kewajiban pagi ini dalam aturan sang waktu.
Malam terasa cepat benar, berlalu, belum juga sempat aku bermimpi bahkan aku sudah melupakan apakah aku tadi bermimpi atau tidak. Dan kini aku sudah dituntut oleh kesiapsiagaan bahwa aku harus segera bersiap sebagai seorang pekerja yang harus mematuhi segala hal yang berlaku termasuk jam berapa paling tidak aku sudah harus menginjakkan kakiku ke halaman kantor (atau yang lain) jam berapa harus memasukkan kertas kaku ke mesin waktu untuk di stempel jam berapa kedatangannya. Kalau tidak maka insentif bulan ini akan berkurang,………. hmmmm. Selain itu jam subuh ini pula yang telah merubah diriku dari diri sesungguhnya, ya sesungguhnya, karena ketika aku tidur aku benar-benar tidak tahu siapa diriku, dan kini aku harus merubah diriku menjadi seorang pekerja yang harus patuh terhadap segala aturan, sekrup bagi sebuah perusahaan besar, untuk kemudian jam lima nanti aku segera bermetamorfosis lagi menjadi seorang mahasiswa yang dengan tekun berjejer duduk dalam deretan rapi kursi kelas kuliah sambil menggariskan tatanan baku dan lurus yang harus tergaris dalam kehidupan ini. Dan ajaib dan sungguh ajaib tiba-tiba saja garis lurus yang tergambar dalam pikiran itu, berubah menjadi garis dengan sudut sangat tumpul di balik meja kerja, aku tetap tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa.
Jam 5 pagi kurang seperempat sekarang, ada 45 menit kesempatan untuk aku pergi mandi dan seperangkatnya, memanaskan air dan membuat secangkir plastik teh manis, dan menghabiskan sepotong sisa martabak semalam. Jangan bertanya tentang sarapan, selain tidak sempat, yang jelas tidak ada yang membuatkan. sebelum sampai setengah 6 dan aku harus segera angkat kaki menuju terminal, untuk mendapatkan tempat duduk di sisi dalam bis Patas AC 82 Depok-Tanjung Priok. Untung-untung dekat dengan si mbAk yang manis, walaupun duduk saling diam tetapi terasa menyenangkan, dan tetapi jika bersanding dengan bapak-bapak, ya sudah…tidur dilanjutkan. Itu-itu saja terus tiap pagi, ketemu itu-itu juga terus tiap pagi. Social mechanized !, bahkan aku bisa memperkirakan, ketemu si Manis yang mana, dan aku harus berangkat jam berapa !!
Untuk selanjutnya aku berkumpul dengan bapak-bapak dan ibu-ibu, tetapi aku tidak bisa membedakan apakah di sini bermain ataukah bekerja. Aku juga tidak paham benar disini tempat kumpulan orang bekerja bersama ataukah menganggap disini adalah Playgroup untuk orang dewasa. Yang jelas adzan ashar mengingatkan semuanya sebentar lagi waktu pulang tiba, sholat dulu baru beres-beres meja sambil menunggu kalau-kalau ada tugas tambahan, memperpanjang jam dinas kerja. Kalau tidak, berarti dibawah jembatan penyeberangan, angkutan DEPAG menunggu sudah. Persis seperti kemarin, penumpangnya adalah itu-itu juga. Bapak itu, ibu itu, mBak itu dan aku itu……..( Ehhh mBak yang itu namanya siapa ya ? aku walaupun tiap hari bertemu juga, tidak mengenal siapa ). Tetapi yang jelas adzan Maghrib kurang lebih, atau paling telat adzan Isya’, kunci pintu rumahku sudah kubuka dan lampu aku nyalakan sendiri ( siapa lagi ? ). Prosesi hari ini diakhiri dengan saling berhaha-hihi, Bapak dengan Ibu dengan anak-anaknya, sedang aku cukup dengan kawan-kawan saja. Sebelum lampu dimatikan.
Besok ? Begitu setiap hari !. Serasa arti sejarah diri ini diisi oleh tidur malam Senin dan Bangun Sabtu pagi. Lembaran-lembaran kehidupan yang nyaaaaaris mirip photocopy-an hari-hari kemarin……… ( mumu haydar )

CINTA yang MEMBEBASKAN

Cinta yang terbebaskan
Mata itu sama dengan mata lainnya,
tapi mata itu selalu memaksaku mengingat tentang pemiliknya,
Senyum itu sama dengan senyum lainnya,
tapi senyum itu selalu memaksaku berfikir tentang pemiliknya,
langkah itu sama dengan langkah lainnya,
tapi langkah itu selalu memaksaku berkhayal tentang pemiliknya,

apakah mengobati gundah hati karena mata itu,
harus dengan mengikat si pemilik mata ?
apakah meredakan gejolak rasa karena senyum itu,
harus dengan memiliki si pemilik senyum ?
apakah memuaskan hasrat hati karena langkah itu,
harus dengan menguasai si pemilik langkah ?,

kurasa cinta tidak sekerdil itu,
biarkan mata itu terus mengguncang gundah hatiku,
biarkan senyum itu terus meregang gejolak rasaku,
biarkan langkah itu terus memacu hasrat hatiku,
biarlah sang pemilik menentukan tali pengikatnya sendiri,
biarlah sang pemilik memilih figur pemiliknya sendiri,
biarlah sang pemilik menguasai dirinya,


Ahmad Mamo,
dalam sebuah file yg terselamatkan di komputerku !!diri

Terima kasih kepada Ahmad di banyak kehadirannya di kost ku !!

Kamis, 03 Januari 2008

Kekuasaan merupakan daya pikat nomor satu.

Kekuasaan merupakan daya pikat nomor satu.

Memang tidak semuanya, tetapi bagi sebagian besar manusia dimuka bumi ini, kekuasan, uang dan wanita merupakan candu-candu yang nyata bagi manusia. Keinginan untuk menjadi nomor satu, menjadi orang yang kaya dan mampu menaklukan manusia atas manusia lain, menjadi menu wajib yang diajarkan dimana-mana apalagi di sekolah-sekolah. Kursus-kursus leadership diselenggarakan tiap harinya di hotel-hotel mewah dan juga di gubug2 reyot.pembicara dengan semangat menguraikan bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan mempunyai daya pikat bagi orang lain. buku-buku tentang kepemimpinan diterbikan tiap minggunya. Orang-pun membeli buku dengan harapan agar tertular semangat dan sekaligus mendapatkan ilmunya.
Dalam pandangan agama, belajar merupakan sebuah kewajibab, juga belajar untuk mendapatkan kekuasaan dan kekayaan ekonomi, sepanjang mempunyai niat yang yaitu bertujuan kembali kepada ALlah dengan Jiwa yang tenang.
Apakah apa yang kita pelajari menuntun kita kepada Jiwa yang tenang, nah inilah sebuah titik krusial. tidak peduli apakah yang dipelajari merupakan sisi yang dianggap masalah-masalah duniawi atau masalah-masalah yang berhubungan dengan akheerat.
dalam agama sendiri tujuan hidup manusia adalah tidak lain kembali ke pada allah dengan hati yang bersih. ilmu-ilmu tentang hati yang bersih ini sangat jarang untuk dipelajari oleh manusia. manusia kebanyakan belajar setengah mati untuk sebuah ilmu yang berhubungan dengan kekuasaan dan kemampuan keuangan. TEtapi jarang yang mengembangkan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan agama sebagai sebuah mainstream keilmuan, yang sangat memungkinkan bila ilmu-ilmu agama ini dikembangkan tidak kalah menariknya dari ilmu-ilmu yang dikembangkan dalam sifat materialistis. seperti yang kita dapatkan selama ini.
Apakah selama kita menuntut ilmu mempunyai tujuan untuk kembali kepada Allah dengan hati yang bersih ? Jika tidak, maka ilmu yang kita tuntut merupakan ilmu yang sia-sia dan hanya menjauhkan diri kita kepada ALLah saja.