Rabu, 07 Mei 2008

Outsourcing


Karl Marx berujar, Bekerja merupakan sebuah cara dimana manusia menyatakan eksistensi dan mengidentifikasikan siapa dirinya. Masyarakat pada umumnya menekankan status pekerjaan dalam pengukuran nilai dan konsep diri individu yang terintegrasi di dalam lingkungan sosial masyarakat. Oleh karena itu dipecat menjadi hantu yang menakutkan bagi kaum pekerja, terutama bagi yang tidak memiliki self competence untuk tetap bertahan hidup mandiri.
Bekerja adalah sebuah konsep diri, posisi dimana kita bekerja menentukan bagaimana konsep diri kita.
coba kita tanyakan kepada pekerja telkom yang outsourcing tentang dirinya. tentu saja berbeda dengan pegawai telkom yg karyawan. tentu saja berbeda.
status menentukan cara pandang mereka.
sebenarnya aku termasuk orang yg mendukung penghapusan outsourcing, atau paling tidak perbaikan kondisi outsourcing.
masalahanya kalau dilihat dari kondisi kerja di telkom, kalau dihitung-hitung bisa separo dari pekerja di telkom ini adalah outsourcing dan mereka yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pelaksana yang dulu dikerjakan oleh karyawan telkom dengan band 7 atau grade level 21-25.
memang secara angka-angka outsoucing ini menghemat biaya kantor, tetapi dari segi pemerataan pendapatan ke level masyarakat, dengan penghapusan program outsourcing akan membuat banyak orang dengan gaji yang lebih besar di masyarakat.
tentu saja hal ini juga akan memberatkan perusahaan juga.
hal ini bisa diingat dari tuntutan dari karywan Telkom ex TPBW yang meminta masa kerja kontrak mereka diakui sebagai masa kerja sebagai karyawan yang nanti akan dihubungkan sebagai masa kerja dalam penghitungan pensiun.
memang runyam kalau sudah begini.

Tidak ada komentar: